1. Kimono,
Pakaian Tradisional
sumber image : keranjangkeci |
Kimono (着物)merupakan pakaian
tradisional masyarakat Jepang. Pada masa lalu
pakaian ini merupakan satu satunya yang dikenal
dan digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Namun dalam perkembangan selanjutnya
Kimono berkembang menjadi exsklusif dan hanya
digunakan terbatas pada orang tertentu atau
event khusus saja. Dalam keseharian pakain ini
sangat jarang digunakan. Alasannya adalah selain
karena dianggap tidak praktis juga karena harganya
yang sama sekali tidak bisa disebut murah. Selembar
kimono yang paling sederhana sekalipun harganya
mencapai belasan juta perpotong, sedangkan untuk
design yang lebih khusus tentu saja berharga
sangat mahal dan tidak jarang sampai mendekati
ratusan juta rupiah.
Tentu saja, bukan karena alasan
harga yang menyebabkan banyak orang yang tidak
memilikinya, namun kesempatan untuk menggunakan
pakaian ini sangat terbatas. Umumnya kebanyakan
orang hanya menggunakannya pada waktu muda yaitu
pada saat Upacara
Usia Dewasa (Sejinshiki)
yaitu saat menginjak usia 20 tahun.
Bagi orang asing, selama ini
kimono selalu identik dengan pakaian wanita.
Anggapan yang tidak tepat karena kimono juga
ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita yang
tentu saja dengan bentuk yang berbeda namun
menggunakan nama yang sama. Dibandingkan dengan
kimono wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana
baik dalam design, motif dan juga warnanya yang
biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti
hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam.
Kimono untuk wanita dikenal
ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai,
status perkawinan, dan tingkat formalitas dari
acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita
juga memiliki berbagai aksesoris tambahan yang
cukup banyak.
2.Upacara Minum Teh, Chadō atau Sadō
sumber image : wikipedia |
Anda tahu caranya minum teh
? Saya yakin Anda pasti tahu. Namun minum teh
(茶道) yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah
minum dalam pengertian seperti yang mungkin
Anda kenal. Merasakan ketika bibir mulai bersentuhan
dengan air teh yang ada di gelas, merasakan
dan mengirup aromanya serta ketika Anda menyerumutnya
terasa suatu kekuatan kehidupan mulai mengalir
memasuki diri. Sangat tidak sederhana seperti
yang saya bayangkan selama ini.
Tentu saja, upacara minum teh ini adalah salah
satu cara meditasi yang mulai dipopulerkan oleh
pendeta Buddha dari kelompok Eisai dan Dogen
menyebarkan ajaran Zen. Kalau Anda mengetahui
lebih lanjut pasti akan lebih menakjubkan lagi
karena seni minum teh ini harus dipelajari secara
khusus dan ada sekitar 36 aliran dari upacara
unik ini dan beberapa aliran tertentu juga mempunyai
cabang atau aliran baru. Tidak cukup hanya dipelajari
atau dipraktekkan saja namun juga harus terus
diperdalam dan disempuranakan yang kadang memakan
waktu bertahun tahun bahkan mungkin juga seumur
hidup.Karena acara minum teh ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, maka pengetahuan tuan rumah untuk mengaatur ruangan untuk upacara (chashitsu) yang meliputi pemilihan lukisan dinding (kakejiku) bunga (chabana) sangatlah penting. Peralatan lainya seperti mangkuk keramik, sendok, teh dan sebagainya adalah dibuat khusus untuk upacara ini saja jadi bukan peralatan sehari hari. Berikut saya kitipkan beberapa penjelasan dari wikipedia : "Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut."
Penjelasan yang sangat tepat. Seperti yang saya sebutkan di awal, upacara minum teh ini adalah dianggap bagian dari meditasi oleh pelakunya. Karena kegiatan ini dilakukan dan dinikmati secara berkelompok, selain tuan rumah, tamu atau undangan juga tentu harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang upacara ini. Tidak lucu tentu saja, kalau tuan rumah susah payah menyiapkan upacara namun tamu yang hadir tidak faham sama sekali dan langsung datang dan teguk begitu saja.
3. Origami, Seni melipat kertas
sumber image : wikipedia |
Dewasa ini seni origami sudah berkembang semakin maju dan banyak seniman origami bermunculan. Origami yang diciptakan oleh kalangan seniman ini benar benar sangat indah bercita rasa seni yang sangat tinggi. Susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang bisa diciptakan oleh selembar kertas utuh tanpa memotong ataupun menggunakan perekat namun hanya mengandalkan lipatan saja.
Salah satu seniman origami paling terkenal saat ini adalah Satoshi Kamiya yang mampu membuat berbagai bentuk origami sulit hanya dari selembar kertas dan sekali lagi tanpa memotongnya sama sekali. Karya origami berbentuk seekor naga menurunya adalah yang paling sulit karena membutuhkan waktu sampai beberapa bulan untuk mengerjakannya. Karya sejenis juga banyak dijumpai namun banyak diantaranya yang dibuat bukan dari satu lembar kertas utuh jadi tingkat kesulitannya tentu saja berbeda.
Secara umum untuk membuatnya origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan sebagainya.
4. Kendō dan Judō
sumber image : wikipedia |
Kalau kita perhatikan lebih jauh ternyata orang Jepang sangat suka memakai kata ini terutama untuk istilah yang berhubungan dengan olah pikiran. Upacara minum teh atau Chadō juga memakai huruf kanji yang sama pada akhiran katanya. Huruf kanji Dōjuga kadang di baca Tō seperti kata Shintō yang artinya sama saja yaitu jalan.
5. Matsuri, Festival Budaya
sumber image : wikipedia |
Matsuri adalah suatu festival
budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan
festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun
kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran
pada musim panas. Karena merupakan budaya rakyat
tentu saja selalu ramai dan penuh dengan pengunjung.
Seperti biasanya pada setiap keramaian di mana
saja selalu disertai dengan kehadiran pedagang
kaki lima, suatu aktivias bisnis yang hampir
tidak dijumpai dalam kehidupan sehari hari.
Selain kehadiran pedagang kaki
lima, event matsuri di suatu tempat juga sangat
mudah di temukan karena banyaknya peserta yang
hadir dengan menggunakan pakaian yukata yaitu
pakaian musim panas. Jadi kalau kita menemukan
orang yang berpakaian yukata dalam jumlah cukup
banyak di sekitar terminal maka bisa ditebak
di sekitar tempat tersebut berlangsung suatu
matsuri atau festival kembang api.
Matsuri biasanya berarti festival
kuil namun kadang ada juga perkecualiannya,
sedangkan matsuri tidak selalu berarti berdoa
atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena
kebanyakan orang datang hanya untuk melihat
saja dan seperti biasanya dalam sebuat event
pengunjung selalu lebih banyak dibandingkan
dengan pesertanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar